Selasa, 01 Mei 2012

20. teori teori kepemimpinanan


Teori-Teori Kepemimpinan

 
 
 
 
 
 
Rate This
Parpol perlu memikirkan mengenai kader seperti apa yang dibentuk agar taat menjalankan ritus organisasinya dan mampu mencapai tujuan politik yang ditetapkan. Par­pol juga perlu memikirkan figur kepemimpinan seperti apa yang dia harapkan dari sekian banyak proses pengkaderan yang dijalankan. Karena itu untuk bisa memahami karak­teristik kepemimpinan partai, dapat kita lakukan dengan menggunakan beberapa teori kepemimpinan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mendorong lahir­nya kepemimpinan dan sifat (nature) kepemimpinan seba­gai berikut:
Pertama, Teori serba sifat (traits theory). Kepemimpinan itu me­merlukan serangkaian sifat-sifat, ciri-ciri atau perangai tertentu yang menjamin keberhasilan pada setiap si­tuasi. Awalnya teori ini membandingkan sifat pemim­pin yang ada dengan sifat-sifat “orang besar”. Kesim­pulannya bahwa kepemimpinan “orang besar” adalah karena sifat-sifat yang di bawah sejak lahir dan bakat yang dimilikinya. Siagian menyatakan bah­wa teori ini juga disebut teori generatis.
Kedua, Teori lingkunganMunculnya pemimpin-pemimpin merupakan hasil dari waktu, tempat dan keadaan tertentu. Seseorang akan muncul menjadi pemimpin apabila ia berada dalam lingkung­an sosial, dan mampu memanfaatkan situasi dan kon­disi sosial untuk bertindak mengatasi masalah sosial. Setiap situasi dan kondisi akan menuntut kualitas ke­pemimpinan yang berbeda pula. Teori ini sejalan dengan pandangan bahwa “leaders are made not born”.
Ketiga, Teori pribadi-situasional (personal-situational theory).Kepemimpinan merupakan hasil dari keterkaitan an­tara sifat-sifat pribadi pemimpin, sifat kelompok dan anggotanya dan kejadian (masalah) yang dihadapi ke­lompok. Teori ini menyatakan bahwa sifat-sifat saja belum memungkinkan seorang pemimpin untuk ber­kembang namun masih harus dikaitkan dengan situasi dan kondisi.
Keempat, Teori interaksi-harapan (Interaction-expectation theo­ry). Seorang pemimpin menggerakkan pengikut de­ngan harapan-harapan bahwa ia akan berhasil men­capai tujuan organisasi, mendapat keuntungan, peng­hargaan dan lainnya. Dengan demikian diharapkan pengikut akan mengikuti pemimpin dengan harapan­-harapan si pemimpin. Teori ini mendasarkan diri pada variabel: aksi reaksi, interaksi, dan perasaan.
Kelima, Teori humanistik (humanistic theory). Teori ini meng­gunakan dalil yang memandang bahwa manusia ada­lah organisme yang dimotivasi, sedangkan organisasi sifatnya menyusun dan mengendalikan. Fungsi kepe­mimpinan ini adalah membuat organisasi sedemikian rupa sehingga memberi sedikit kebebasan kepada indi­vidu untuk mewujudkan motivasinya sendiri yang po­tensial untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya se­perti fisiologis, keamanan, sosial, prestige dan sebagainya.
Keenam, Teori pertukaran (exchange theory). Secara sederhana teori ini dapat dijelaskan pada asumsi bahwa terjadi proses interaksi sosial, pertukaran, memberi dan me­nerima antara anggota kelompok dengan segala pe­ngorbanan dan imbalannya. Di antara mereka terjadi apresiasi yang terus-menerus dan saling melakukan pertukaran keuntungan. Proses yang demikian terjadi pula pada pemimpin dan para pengikutnya yang pa­da gilirannya akan terjadi gerak, yaitu gerak para peng­ikut yang digerakkan pemimpinnya.
Pada pendekatan situasional, ada beberapa pola peri­laku yang bisa dibagi sebagai berikut:
Pertama, Kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan ini menyangkut baik pendekatan kekuasaan maupun perilaku kepemimpinan. Aspek kekuasaan seperti pembagian kekuasaan (powersharing) dan pemberian kewenangan pada pengikut, aspek perilaku seperti prosedur untuk konsultasi dan memperoleh saran dan gagasan, dan perilaku khusus untuk mendelegasikan wewenang.
Kedua, Kepemimpinan kharismatik. Dari sekian banyak pe­nulis yang mendefinisikan kharisma, akhirnya ada pe­nyatuan yaitu kharisma dipandang sebagai konsep in­teraksi. Kharisma sebagai suatu hasil persepsi dari pa­ra pengikut dan atribut yang dipengaruhi oleh kemam­puan-kemampuan aktual dan perilaku para pemim­pin, kebutuhan-kebutuhan individual maupun kolek­tif para pengikut. Kepemimpinan ini melihat sejauh mana perilaku para pengikut dari pemimpin-pemim­pin tertentu bersedia melakukan usaha yang luar biasa dan membuat pengorbanan pribadi untuk mencapai tujuan atau misi dari kelompok. Efektivitas dari se­orang pemimpin dijelaskan dalam kaitan dengan pe­ngaruhnya terhadap cara para pengikut melihat diri mereka sendiri dan menginterpretasi peristiwa-peris­tiwa. Ciri-ciri pemimpin kharismatik adalah mempu­nyai kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan, rasa per­caya diri, serta pendirian dalam keyakinan-keyakinan dan cita-cita mereka sendiri. Kebutuhan pemimpin akan kekuasaan akan memotivasi pemimpin untuk men­coba mempengaruhi para pengikut.
Ketiga, Pemimpin transformasional. Adalah proses di mana para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yanglebih tinggi. Para pemimpin mencoba menimbulkan kesadaran pa­da pengikutnya dengan menyerukan cita-cita yang le­bih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan, bukan didasarkan pada emosi, seperti keserakahan, kecemburuan atau keben­cian.
Mengikuti pendekatan Max Weber, kita bisa membe­dakan lima tipe kepemimpinan politik, yakni tradisional, kharismatik, legalistik,entrepreneurial dan teknokratik. Tiga tipe yang pertama sesuai dengan analisis Weber ten­tang penguasa yang legitimateyaitu prinsip yang dipakai untuk menjastifikasi hak pemimpin politik untuk mengatur kewajiban pengikutnya untuk mematuhi. Aturan menjadi legitimate, ketika pengikut melaksanakan perintah pemimpin mereka karena mereka menerima hak pemimpin tersebut untuk memberikan perintah. Sedangkan pemim­pin kharismatik dan politisientrepreneur memainkan pe­ranan terbesar dalam gerakan revolusioner. Dan pemimpin tradisional, legalistik dan teknokratik biasanya mengidenti­fikasi mereka sebagai pemerintah yang mapan.
Pemimpin tradisional mengklaim praktik, budaya dan preseden masa lampau sebagai basis utama di balik kekua­saan mereka. Interaksi antara yang dipimpin dan pemim­pin seperti raja, patriah, sultan, pemimpin, amir, sesepuh dan pendeta. Penguasa tradisional mempertahankan bebe­rapa perjanjian ketika berkuasa. Meskipun mereka perlu menjaga budaya yang disakralkan. Mereka menggunakan kekuasaan mereka untuk menginterpretasikan budaya ini ke dalam situasi sekarang. Kekuasaan tradisional telah ter­pecah dalam hampir semua dunia. Meski demikian, pe­mimpin tradisional masih menjalankan aktivitas penting, khususnya pada tingkat pemerintahan lokal di mana me­reka bersikap sebagai patron pengikut mereka. Contohnya, di padang pasir Afrika, pemimpin berinteraksi dengan sub-pemimpin mereka, yang menerima pelayanan dan perlindungan karena dukungan mereka. Dalam beberapa daerah rural di Amerika Latin, tuan tanah lokal dan petani berinteraksi dalam patron yang sama, relasi klien yang digunakan untuk menghubungkan keluarga raja dengan pelayan.
Dalam memecah tradisi yang telah mapan, pemimpin kharismatik menjastifikasi hak untuk memimpin berda­sarkan kualitas personal mereka yang luar biasa, heroisme dan pemberian mandat. Pemimpin kharismatik terlihat seperti seorang nabi bagi pengikutnya, yang mematuhinya karena contoh kepribadiannya yang dia perlihatkan dalam misalnya untuk merubah masyarakat.
Perilaku pemimpin birokratik biasanya berbeda dari model legal-rasional yang dianalisis oleh Weber. Menurut model ini, birokrasi berjalan dalam cara yangrasional, di mana pemimpin mengkalkulasi cara yang efisien untuk mencapai tujuan. Birokrat menjalankan tugas spesifik de­ngan tanggung jawab yang telah ditentukan dengan jelas. Aturan impersonal mengarahkan prilaku mereka. Dalam herarki administratif, model kekuasaan terpusat akan me­nang. Pengambilan keputusan terjadi menurut prosedur yang stabil dan rutin. Tetapi perilaku pemimpin birokratik seringkali berangkat dari model legal-rasional.
Alur berpikir yang normal dan waras bilamana sang pemimpin hidup sederhana sehingga jangkauan pemikiran dan tindakannya dekat dengan penderitaan rakyat. Scbaliknya menjadi naif dan kontras bila bicara dan bertindak dalam program pengentasan penderitaan rakyat semen­tara para elit bermewah-mewah dengan Volvo, BMW, Mercedes Benz, bahkan Jaguar.
Bagaimana cara menyelami penderitaan rakyat, berpeluh dan bahkan berdarah pula, bila sang elit terayun-ayun dan bersejuk ria dalam mobil-­mobil mewah tersebut. Pada masa Nabi Muhammad SAW ada prinsip kepemimpinan, di mana sang pemimpin akan ikut menikmati kenikmatan yang ada setelah lebih dulu rakyat yang menikmati. Sebaliknya sang pe­mimpin akan tampil paling depan dalam menghadapi kesulitan sebelum rakyatnya lebih dulu menderita. Dari sinilah ditarik benang merah bahwa pemimpin seharusnya men­jadi teladan dalam segala hal. Dari sini pula munculnya prinsip bahwa sebenarnya pemerintah adalah pelayan rakyat dan bukannya pihak yang harus dilayani. Inilah konsep kepemimpinan yang diajarkan dalam Islam (Sayyidul Ummah Khadimuha/Pemimpin adalah Pelayan Ummat). Konsep inilah yang diberikan tauladan oleh Rasulullah SAW, Khalifah yang empat, Umar bin Abdul Aziz, dll.

19. tipe tipe kepemimpinan


Kepemimpinan Dalam Organisasi
Friska
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan
kepuasan kerja, keamanan, kwalitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi
suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan paranan kritis dalam membantu
kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Kemudian
timbul pertanyaan yang membuat seorang pemimpinan effektif? Apa Hampir semua
orang, bila diajukan pertanyaan itu akan menjawab bahwa pemimpin yang effektif
mempunyai sifat atau kualitas tertentu yang diinginkan.
Kemampuan den ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah
faktor penting effektifitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan
kualitas–kualitas yang  berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk
menseleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat
mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif, akan dicapai
pengembangan efektifitas personalis dalam organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Kepemimpinan dan Manajemen Yang Fungsi Melaksanakan
Kepemimpinan
Dalam praktek sehari-hari, seoring diartikan sama antara pemimpin

18. pengertian kepemimpinan


Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli

9

Pengertian Kepemimpinan 

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang leadership dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya.Leadership tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara  berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.

Pengertian Kepemimpinan 

Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.



17. organisasi masa depan


Organisasi Masa Depan

30122008
Pemahaman mengenai apa dan bagaimana sebuah organisasi, tidak serta merta dapat mengena dengan mempelajari berbagai teori organisasi kini. Seperti struktur organisasi divisi, matrik, job description dan perancangan organisasi. Teori-teori yang mencerminkan organisasi klasik, yang perbegangan pada salah satu prinsip spare of control. Yang perlu dipahami dan ditekankan terlebih dahulu adalah mengenai substansi dan dasar filosif mengenai apa itu organisasi dan seperti apa kerjanya. Dan yang perlu dimengerti juga adalah bagaimana sebaiknya cara berpikir orang-orang di dalam organisasi itu bekerja. Bukan hanya pemahaman organisasi secara sistemik. Karena pada dasarnya sistem di sebuah organisasi adalah buah hasil karya cara berpikir dan tindakan orang-orang di dalamnya.
Sebuah organisasi pada hakekatnya dibangun oleh sekumpulan orang-orang dengan tujuan bersama, bukan tujuan yang sama. Organisasi, seperti dikatakan Mintzberg merupakan sekumpulan otoritas dan fungsi-fungsi. Disebut juga dengan changes of commands.Diilustrasikan dengan perumpamaan organisasi adalah sebuah kano atau perahu yang sedang dilombakan. Sebuah kano dan orang-orang di dalamnya adalah tak lain diibaratkan organisasi. Dengan tujuan bersama; menang perlombaan. Koordinasi antara tangan kiri-kanan pada orang-orang di dalam kano atau atlet, adalah sesuatu yang krusial. Diperlukan harmonisasi untuk mencapai kemenangan. Dan harmonisasi itu dicapai melalui suara genderang. Suara genderang merupakan sebuah komando bersama. Dengan suara genderang pula tercipta distribution of power danbalancing of power. Begitu pula dengan jenis perahu yang lebih besar. Misalnya kapalTitanic yang tenggelam dan ditengarai bahwa itu merupakan hasil keteledoran sedetik oleh seorang awak kapal yang bertugas mengamati adanya gunung es. Kapal Titanicsudah tidak dikomandani oleh penabuh genderang, karena begitu besarnya kapal dan banyaknya orang. Sudah ada kapten kapal dan segala piranti teknologi canggih sebagai garis komando kapal. Sehingga jika terjadi suatu tanda kerusakan alat, maka garis komando akan berjalan sebagaimana mestinya. Seorang awak kapal yang mengetahui hal tersebut akan menyampaikannya kepada pimpinannya, dan seterusnya hingga sampai ke telinga Kapten kapal. Ada informasi yang memang harus cepat disampaikan, tetapi ada pula informasi yang juga tidak perlu diketahu sampai Kapten kapal karena bisa diselesaikan sendiri. Begitulah pengibaratan sebuah organisasi. Diisi dengan berbagai macam orang dengan kondisi yang bermacam-macam, dan rantai komando yang beragam pula. Katakanlah di sebuah perusahaan manufaktur, maka yang menjadi koordinasi atau penabuh genderang adalah schedulling atau penjadwalan. Semua lini harus mematuhi jadwal yang telah dibuat.

http://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/12/30/organisasi-masa-depan/

16. karakteristik perkembangan organisasi


KARAKTERISTIK PENGEMBANGAN ORGANISASI



Karakteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah laku suatu badan/institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga orang-orang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri. (Maksudnya Masih jarang sebuah institusi itu menganggap karyawannya berpotensi untuk jadi aset dan akhirnya kurang mendapat perhatian dari perusahan itu sendiri), jadi semua mengarah kepada mutu yg ditentukan oleh 2 hal seperti yg tertulis sebelumnya.
Karakteristik Organisasi yang efektif adalah :
- Concern terhadap SDM dan memperlakukan SDM sebagai Aset yang berharga
- Program Training dan Pengembangan terbuka seluas-luasnya
- Program kompensasi terlaksana dengan baik
- Tingkat perputaran SDM rendah
- Top manajemen mempunyai komitmen dan mendukung terhadap perkembangan SDM
- Semua Team turut berpartisipasi dalam membuat kebijakan organisasi
Secara umum karakteristik pengembangan organisasi :
1) Keputusan yang penuh pertimbangan maksudnya adalah suatu hasil yang diperoleh berdasarkan strategi yang telah direncanakan dalam rangka mewujudkan perubahan organisasional yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2) Diterapkan pada semua sub-sistem manusia baik individu, kelompok, dan organisasi maksudnya adalah menerapkan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
3) Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi maksudnya adalah menerima segala bentuk campur tangan misalnya dalam bentuk pendapat, baik dari anggota yang termasuk dalam sebuah organisasi atau berbagai pihak dari luar organisasi.
4) Kolaborasi maksudnya adalah kerjasama antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
5) Teori sebagai alat analisis maksudnya adalah menggunakan pengertian yang disebutkan secara tertulis lalu diterapkan sebagai alat analisis untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dari suatu pengembangan organisasi.
6) Mengutamakan potensi manusia maksudnya adalah mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
7) Interaksi dan Interpendensi maksudnya adalah menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
8) Pendekatan Ilmiah maksudnya adalah menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Organisasi Masa Depan
Dalam abad duapuluh satu ini setiap organisasi akan dan harus menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun potensial, yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi. Dalam menghadapi semua itu terdapat dua pendekatan yang mungkin diambil oleh suatu organisasi yaitu : 1) Pendekatan yang berbasis sumberdaya tangible, dan 2) Pendekatan yang berbasis Sumberdaya manusia (intangible).
Organisasi yang menganggap bahwa persaingan hanya bersifat fisik pendekatan pertama yang akan diambil, membina universitas hanya berputar-putar dalam masalah yang nyata, karena memang inilah yang paling bisa dilihat dan ditunjukan, namun bagi yang melihat persaingan ke depan lebih mengarah pada persaingan pengetahuan, tanpa mengabaikan hal fisik, maka pengembangan SDM akan menjadi prioritas, dan ini perlu komitmen yang kuat karena time-response dari cara ini lama dan susah dilihat apalagi ditunjukan, namun pendekatan ini sebenarnya akan sangat dirasakan dalam menyehatkan dan mengembangkan suatu Organisasi menjadi organisasi pembelajar (learning organization)
Para Pakar berpendapat bahwa dalam era dewasa ini pandangan yang berbasis SDM nampaknya lebih penting, mengingat persaingan yang terjadi justru ditentukan oleh bagaimana sumberdaya manusia tersebut berperan dan berkreasi bagi kemajuan organisasi, dan dalam konteks ini pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kemampuannya. Sumberdaya manusia / Human Capital merupakan sumberdaya strategis, bertambah secara inkremental bukan alokatif, karena merupakan sumberdaya yang berbasis pengetahuan (knowledge based resources) yakni sumberdaya yang mencakup keterampilan, kemampuan, kapasitas serta kapabilitas pembelajaran. Kapasitas dan kapabilitas tersebut pada gilirannya akan dapat memupuk sumberdaya sosial yang juga amat diperlukan dalam bentuk jaringan kerja baik internal maupun dengan pihak eksternal organisasi, ini berarti networking juga menjadi hal yang penting dalam memenangkan persaingan. Pengembangan Sumberdaya manusia merupakan prasyarat bagi pengembangan organisasi, artinya tanpa hal itu orang bisa punya alasan untuk meyakini kecilnya kemungkinan organisasi untuk tetap hidup dan bertahan dalam era kompetisi.
http://operation-galaxy.blogspot.com/2011/05/perkembangan-pandangan-baru-tentang.html

15. sejarah perkembangan organisasi


sejarah pERKEMBANGAN ORGANISASI

SEJARAH PERKEMBANGAN ORGANISASI

Sejarah Pengembanga Organisasi ditunjukkan oleh lima latar belakang
a.Pelatihan laboratorium, adalah bagaimana setiap individu bisa memahami arti dari organisasi.
b.Umpan balik survei, antara individu saling bekerja sama
c.Riset tindakan, menguji tindakan yang memungkinkan terjadinya kesalahan.
d.Produktivitas dan kualitas kehidupan kerja, yaitu hasil dari pencapain yang telah di uji sebelumnya,serta
e.Perubahan strategik.

Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah pendekatan Pengembangan Organisasi, praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan sehatnya suatu disiplin dan menawarkan suatu prospek yang menguntungkan di waktu mendatang.

14. arti pengembangan organisasi


Pengembangan Organisasi

26NOV
A. PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Ada beberapa pengertian mengenai Pengambangan Organisasi, yaitu:
  1. Pengembangan Organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi
  2. Pengembangan Organisasi merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi
  3. Pengembangan Organisasi lebih menekankan pada sistem sebagai sasaran perubahan
  4. Pengembangan Organisasi meliputi perubahan yang sengaja direncanakan
Pengembangan organisasi mengukur prestasi suatu organisasi dari segi efisiensi, efektifitas dan kesehatan:
  1. Efisien dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dan keluaran, yang mengacu pada konsep Minimaks (Masukan minimum dan keluaran maksimum)
  2. Efektifitas adalah suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya artinya kesejahteraan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
  3. Kesehatan organisasi adalah suatu fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para individu dan organisasi yaitu hubungan yang dinamis dan adaptabilitas
B. TUJUAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi
  2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
  3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi
  4. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri
C. SIFAT-SIFAT DASAR PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Pengembangan Organisasi merupakan suatu strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, perubahan yang dimaksud harus mempunyai sasaran yang jelas dan didasarkan pada suatu diagnosis yang tepat mengenai permasalahan yang dihadapi oleh organisasi
  2. Pengembangan Organisasi harus berupa kolaborasi antara berbagai pihak yang akan mengalami dampak perubahan yang akan terjadi, keterlibatan dan partisipasi para anggota organisasi harus mendapat perhatian
  3. Program Pengembangan Organisasi menekankan cara-cara baru yang diperlukan guna meningkatkan kinerja seluruh anggota organisasi
  4. Pengembangan Organisasi mengandung nilai-nilai humanistik dalam arti bahwa dalam meningkatkan efektifitas organisasi, potensi manusia harus menjadi bagian yang penting
  5. Pengembangan Organisasi menggunakan pendekatan kesisteman yang berarti selalu memperhitungkan pentingnya inter relasi, interaksi dan inter dependensi
  6. Pengembangan Organisasi menggunakan pendekatan ilmiah untuk mencapai efektivitas organisasi
D. NILAI-NILAI DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Penghargaan akan orang lain
  2. Percaya dan mendukung orang lain, sedangkan individu sendiri harus mempunyai tanggung jawab
  3. Pengamanan kekuasaan (mengurangi tekanan pada wewenang)
  4. Konfrontasi (masalah yang tidak disembunyikan)
  5. Partisipasi (melibatkan orang-orang yang mempunyai potensi dalam proses pengembangan organisasi)
E. PROSES PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Pengenalan masalah
  2. Diagnosis Organisasional
  3. Pengembangan strategi perubahan
  4. Intervensi
  5. Pengukuran dan Evaluasi
F. STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
Teknik pengembangan oraganisasi pada hakekatnya adalah strategi interfensi yang dapat dipergunakan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi atau di dalam melakukan perubahan-perubahan. Sampai sekarang cukup banyak teknik pengembangan organisasi yang telah dikembangkan oleh para pakar. Di antara teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Latihan Kepekaan (sensitivity taining); Merupakan teknik pengembangan yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
  2. Kisi Pengembangan Organisas; Pendekatan grip pada pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
  3. Survai Umpan Balik; Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
  4. Konsultasi Proses; Dalam Process consultation, konsultan pengembangan organisasi mengamati komunikasi, pola pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya, serta menganjurkan tindakan koreksi.
  5. Pembentukan Tim; Adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik tim building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
  6. Transcational Analysis (TA); TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
  7. Intergroup Activities; Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
  8. Third-party Peacemaking;Dalam menerapkan teknik ini, konsultan pengembangan organisasi berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.
G. TAHAP PENERAPAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Setelah dipahami akan strategi yang dapat dipakai tersebut diatas maka ada beberapa tahapyang dapat dilakukan dalam penerapan pengembangan organisasi tersebut. Dalam menerapkan pengembangan organisasi, organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat sebagai agen pembaruan (agent of change), dan fungsi utamanya adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik pengembangan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan pengembangan organisasi dilakukan dalam empat tahap:
  1. Tahap Pengamatan Sistem Manajemen atau Tahap Pengumpulan Data; Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya. Data utama yang diperlukan adalah: (a) Fungsi utama tiap unit organisasi, (b) Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi, (c) Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing masing unit, (d) Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar– kelompok dan antar individu dalam organisasi.
  2. Tahap Diagnosis dan Umpan Balik; Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam organisasi dianalisis dan dievaluasi . Ada beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen elemen tersebut, di antaranya: (a) Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi, (b)Tanggung jawab: kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi, (c) Identitas: kejelasan misi dan peran masing masing unit, (d) Komunikasi: kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi, (e)Integrasi; hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok, terutama dalam mengatasi konflik dan krisis, (f) Pertumbuhan; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan eksperimen dan pembaruan, serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai sasaran utama
  3. Tahap Pembaruan dalam Organisasi; Dalam tahap ini dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak.
  4. Tahap Implementasi Pembaruan; Tahap akhir dalam penerapan pengembangan organisasi adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap ini konsultan bekerja secaa penuh dengan staf manajemen dan para penyelia. Kegiatan implementasi perubahan meliputi: (a) Perubahan struktur, (b) Perubahan proses dan prosedur, (c) Penjabaran kembali secara jelas tujuan sera sasaran organisasi, (d)Penjelasan tentang peranan dan mis masing masing unut dan anggota dalam organisasi.
Setelah segala sesuatunya berjalan dalam masa yang telah di tentukan bersama maka selanjutnya adalah perlu diadakan evaluasi atau diagnosis organisasi, hal ini sangat diperlukan guna mengetahui akan segala kekurangan dalam perjalanan organisasi selama ini sehingga pada kedepannya dapat dilakukan suatu perbaikan dan pada akhirnya organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuannya yang menciptakan organisasi moderen yang siap dalam menjawab tuntutan zaman dan berkualitas.
Ada sejumlah langkah dasar, yang perlu diterapkan dalam hal menyelenggaraka diagnosis keorganisasian sebagai berikut:
  • Mengenal dan menafsirkan masalah yang dihadapi, dan merasakan kebutuhan akan perubahan
  • Mendeterminasi kesiapan dan kemampuan organisasi yang bersangkutan untuk berubah
  • Mengidentifikasi sumber-sumber daya manajerial dan angkatan kerja untuk perubahan dan
  • Mendeterminasi sebuah strategi perubahan dan sasaran-sasarannya.
Pengembangan organisasi merupakan salah satu pokok bahasan yang penting dalam perbincangan organisasi. Hal ini dapat dimaklumi karena manusia, pekerjaan dan lingkungan kerja atau organisasi dimana berada merupakan tiga hal yang saling berkaitan secara erat, dan dalam pada itu pengembangan organisasi diperlukan tidak lain untuk meningkatkan efektifitas organisasi yang berkualitas.